TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan hingga saat ini Perum Bulog sudah menyalurkan cadangan berasnya hingga 970 ribu ton di 514 kabupaten dan kota. Namun harga beras masih menembus angka Rp 13 ribu per kilogram.
"Harga hari ini pun sudah ada intervensi Bulog, Kebayang kan kalau enggak ada intervensi Bulog," ujarnya saat ditemui Tempo di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta pada Ahad, 4 Desember 2022.
Baca: Harga Telur Masih Melambung, Bapanas Benahi Tata Kelola Jagung Pakan Ternak
Kini cadangan Bulog sudah semakin tipis. Arief menyebutkan stok beras di gudang Bulog sekarang tinggal sekitar 530 ribu ton, sementara target penyerapan hingga akhir sebesar 1,2 juta ton.
Pemerintah masih membuka opsi impor beras meski menjadi alternatif terakhir. Terlebih harga beras impor lebih murah ketimbang harga beras dalam negeri. Bapanas mencatat harga beras impor sekitar Rp 8.500 sampai Rp 9.000 per kilogram. Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian, harga rata-rata beras di penggilingan mencapai Rp 10.300 per kilogram.
Menurutnya, harga beras di penggilingan akan semakin melonjak jika pemerintah memaksakan diri membeli beras domestik. Pasalnya, stok yang terbatas membuat persaingan harga beli antara Bulog dengan swasta semakin ketat, sehingga akan mengerek harga gabah di tingkat petani.
Arief menekankan keputusan pemerintah untuk mengimpor beras atau tidak masih belum final. Ia meminta agar masyarakat menunggu kondisi terbaru yang nanti akan disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPR pekan depan. Menurut Arief, keputusan soal impor beras harus dipertimbangkan dengan matang. Sebab, jangan sampai keterlambatan penanganan soal stok dan harga beras mendorong tingginya inflasi pangan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Jawa Tengah menyatakan bahwa produksi beras pada 2022 di wilayahnya masih mengalami surplus. Sebagai produsen beras nasional tertinggi, keduanya menyatakan siap memasok beras ke gudang Bulog dan meminta kepada pemerintah pusat untuk tidak mengadakan importasi beras.
Selanjutnya: Data Produksi Beras di Daerah ...